Menilik Sejarah di Museum Kambang Putih Tuban Jawa Timur
![]() |
Pengunjung Museum Kambang Putih |
TUBAN - Museum Kambang Putih merupakan satu-satunya museum yang
ada di Kabupaten Tuban. Lokasi Museum berdekatan dengan makam Sunan
Bonang, Alun-alun dan juga Pantai Boom Tuban tepatnya di Jalan Kartini
No.3 Tuban. Untuk bisa masuk ke dalam Museum Kambang Putih, pengunjung
hanya cukup mengisi buku tamu yang berada di dekat pintu masuk tanpa
dikenai biaya.
Cukup banyak koleksi benda-benda bersejarah di museum Kambang Putih.
Diruang pertama museum ini pengunjung akan mendapati Museum Koes Plus
Bersaudara yang merupakan band legendaris Indonesia yang berasal dari
Tuban. Di ruangan ini disuguhkan koleksi kaset-kaset dan juga foto-foto
Koes Plus.
Diruang berikutnya, dipajang uang-uang kuno baik yang berbahan kertas
maupun koin dari abad XIX-XX. Dirungan ini juga terdapat peralatan
nelayan tradisional seperti dayung, jala atau jaring, tempat menyimpan
ikan dan juga sepasang sandal yang terbuat dari kayu. Diruang
selanjutnya pengunjung bisa mendapatkan informasi dan juga contoh kain
batik tulis Gedog khas Tuban.
Di museum Kambang Putih juga menyimpan barang yang merupakan bagian dari
kebudayaan masyarakat Tuban yang sudah langkah ditemui di Tuban, yaitu
Ongkek. Ongkek merupakan alat untuk mewadahi Legen yang merupakan
minuman tradisional khas Tuban. Sampai sekitar tahun 1970 masih banyak
dijumpai di jalan-jalan atau di perkampungan yang berjualan legen dengan
menggunakan Ongkek.
Namun seiring berjalannya waktu lambat laun peralatan Ongkek ini sudah
tidak pernah dijumpai lagi dan akhirnya menjadi barang langkah. Karena
kebanyakan masyarakat sekarang lebih memilih menggunakan botol plastik
untuk mewadahi legen. Perlengkapan ongkek terdiri dari Bonjor, Centhak,
Bethek, pikulan atau Ongkek, Pisau deres, kolongan atau angkul, Caping,
Sabuk otog, Sandal gebang, Kepek dan Kepis dari lontar.
Selain Ongkek, terdapat juga benda-benda peninggalan kerajaan seperti
Arca Mahakala yang merupakan salah satu perwujudan dewa Siwa sebagai
dewa penjaga pintu masuk bangunan suci dalam agama Hindu serta Lingga
Yoni dan keris-keris kuno.
Lokasinya yang berdekatan dengan tempat wisata membuat Museum Kambang
Putih cukup banyak dikunjungi wisatawan termasuk anak-anak seperti
Fandi.
Fandi yang masih duduk di dikelas 5 SD ini mengaku dirinya datang
bersama-sama karena mendapat tugas dari sekolah mengenai benda-benda
bersejarah, ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar